Jumat, 14 Juli 2017

PERCIKAN API KEHIDUPAN MEMBAKAR JIWA YANG SUKSES

Susukaṁ vata jῑvāma
Verinesu averino
Verinesu manussesu
Viharāma averino
sungguh bahagia kita hidup terbebas dari keserakahan,
di antara orang-orang yang serakah.
Diantara manusia yang serakah kita hidup
tanpa serakah
(Dhammapada Sukha Vagga; 199: 15:3)

           
Banyak orang akan merasa bahagia apabila kembang api dinyalakan untuk menerangi gelapnya malam, dalam menyambut datangnya tahun baru. Sebuah percikan akan menghasilkan warna-warni keindahan tersendiri. Percikan api dapat menimbulkan api. Api yang dihasilkan adalah dapat menghangatkan badan, memasak dan mandi.
Sebaliknya percikan api dapat membawa sebuah bencana, apabila tidak waspada. Seseorang tidak waspada akan menghidupkan percikan api, dapat membakar sebuah rumah dan merambat dengan cepat melalap ratusan rumah. Bahkan akan menelan ratusan bahkan ribuan korban jiwa, serta kerusakan hingga miliaran rupiah.
            Perumpamaan percikan api dapat dijadikan sebagai gambaran sebuah tekad. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, meskipun keadaan yang terburuk sekalipun. Seseorang harus memiliki tekad atau komitmen untuk bangkit dari keadaan itu. Untuk tidak semakin terpuruk, dari sebuah tekad seseorang akan mendirikan pagar yang telah roboh, tertepa oleh badai.  Seseorang akan bertekad untuk memperbaiki dengan konstruksi pagar yang lebih kokoh dan kuat!
            Banyak orang bertanya apakah kekuatan di dalam diri dapat digunakan untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan? Jawabannya, dapat. Tanpa sesuatu di dalam diri, tanpa mengolah sesuatu dalam diri terutama sikap mental. Kesuksesan tidak akan diraih. Sebagai seorang Buddhis, harus memiliki tekad, semangat, senang dalam perjuangan meraih kesuksesan.
Demikianlah sebuah kehidupan tidak ada manusia pada dasarnya menginginkan kegagalan, melainkan kesuksesan, banyak pandangan masyarakat mengenai sukses.

A).       Apakah Sukses itu beruntung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sukses itu adalah berhasil atau beruntung, sedangkan kesuksesan adalah keberhasilan dan keberuntungan.
Dapat digambarkan ada dua pemuda yang memiliki hobi memancing. Pada sewaktu ketika mereka bersepakat untuk pergi kesebuah kolam untuk memancing. Mereka menggunakan alat, umpan, waktu, tempat yang sama. Akan tetapi pemuda pertama mendapatkan ikan besar dan pemuda kedua mendapatkan ikan yang kecil atau pemuda kedua mendapatkan ikan besar dan pemuda pertama juga mendapatkan hasil sendal. Mendapatkan Mereka belum dapat dikatakan sukses, akan tetapi hanya sebuah keberuntungan dari proses memancing.

B).       Apakah sukses itu takdir atau proses?
Kesuksesan mensyaratkan seseorang untuk melewati sebuah proses. Proses yang panjang harus membutuhkan ketabahan, keuletan, perjuangan dan ketulusan hati. Bagi seseorang yang tidak mau melewati proses, maka ia akan melewati kesempatan untuk memperkuat fondasi. Disaat itulah seseorang akan belajar untuk memahami arti sebuah ketabahan, keteguhan hati dan semangat pantang menyerah.
Jika seseorang dapat memahami arti sebuah ketabahan, keteguhan hati dan semangat pantang menyerah. Hal ini akan mendatangkan kebiasaan dan konsistensi diri dalam dirinya untuk melangkah tahap sukses. Bagi mereka yang menolak untuk tidak memahami arti sebuah ketabahan, keteguhan hati dan semangat pantang menyerah maka iapun telah memilih kemalasan, putus asa dan sikap negatif sebagai kebiasaan yang menjadi pondasi mentalnya. Sehingga pada akhirnya, pilihan itulah yang menyebabkannya tidak meraih sukses.
Dikisahkan seorang petani yang setiap saat keladang untuk menanam padi. Pada sewaktu ketika bapak ini diminta untuk mencangkul di ladang yang baru oleh temannya. Dikarenakan temannya akan pergi dalam waktu yang lama. Pada saat mencangkul bapak ini secara tidak sengaja mendapatkan harta karun berupa emas.
Harta karun yang ditemukan dapat dikatakan adalah takdir dari bapak tani tersebut. takdir bukan merupakan kesuksesan, karena tidak ada proses dalam perjuangan mendapatkan harta karun tersebut.
Berbeda dengan seorang ibu yang membuka usaha industri kecil dengan memproduksi agar-agar. Dengan menggunakan alat, bahan, dan kemasan yang sama. Proses pembuatan agar-agar tersebut dilakukan hingga siap dipasarkan kepada konsumen. Dari proses pembuatan agar-agar di industri kecil akan berkembang menjadi industri menengah bahkan industri besar. Hal ini dapat dikatakan sukses didalam usaha membuat agar-agar. Disebabkan karena sebuah perjuangan, keuletan, kesabaran dan semangat.

C).       sukses itu kaya dan bahagia
Ada pula sebagian orang yang mengatakan bahwa sukses adalah memiliki uang (materi) yang melimpah, jabatan maupun kekuasaan, karena dengan adanya uang dapat memenuhi segala yang diinginkan. Pada akhirnya, tentu hidupnya akan bahagia. Tetapi, sabagian pula mengatakan bahwa sukses adalah kebahagiaan yang dirasakan dalam kehidupan. Walaupun hidup serba kekurangan, namun apabila hati merasa damai, tentram, maka itu adalah kesuksesan sebenarnya, dan sebaliknya.

D).       sukses itu adalah membuat orang lain menjadi sukses
Melakukan upaya dan kerja keras untuk meraih kesuksesan pribadi adalah suatu keharusan dan kewajaran. Namun, melakukannya untuk kesuskesan orang lain adalah suatu hal yang luar biasa. Dikisahkan seorang kakek yang terkena musibah tsunami yang hebat dikampungnya. Kakek tersebut kehilangan harta benda, keluarga, kakek tersebut hidup sebatang kara. Satu-satunya harta yang dimiliki kakek adalah sekantung bibit salak yang hendak beliau tanam sebelum musibah datang.
Kakek menyibukkan diri dengan berkebun salak. Pada saat panen tiba, kakek menjual hasil panennya kepasar dan semua hasil dagangannya ludes terjual. Kakek mendapatkan keuntungan yang besar karena salak yang kakek jual rasanya manis. Salak yang ditanam kakek berbeda rasa dengan petani salak lainnya.Kakek merasa bahagia, akan tetapi dibalik kebahagiaan, kakek merasa kesepian. Untuk menghibur hatinya, kakek membagi resep bertani salak agar hasil buahnya manis kepada petani yang ada dikampung tersebut. Pada awalnya kebaikan kakek disambut dengan kecurigaan, akan tetapi kecurigaan itu luntur melihat ketulusan kakek membatu para petani untuk sukses dalam bertani salak.
Pada saat panen tiba, para petani dikampung itu laris menjual salak-salaknya kepasar. Sehingga kampung itu menjadi terkenal sebagai penghasil salak terbaik disemua penjuru negeri. Kakek tidak merasa sedih atau kesepian, karena setiap sore warga selalu berkumpul di rumah kecilnya untuk bersama-sama merayakan panen raya salak manis.

            Sebuah tekad dalam Buddhisme disebut (aditthana). Tekad yang diucapkan seharusnya dapat dijalankan. Ada istilah mengatakan: ” apa yang kamu pikirkan tentu kamu ucapkan, apa yang kamu ucapkan tentu kamu lakukan.” Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa istilah sukses sangat banyak dan tergantung pada kondisi pencapaiannya masing-masing orang.
            Dalam menjalani hidup saat ini semua serba sulit. Ada yang dikatakan senang, bergembira (sukkha) dan juga ada ketidakpuasan, kekecewaan, jengkel, marah (dukkha). Dalam Aṅguttara Nikāya 8:6; IV 157-59 dijelaskan mengenai pancaroba kehidupan, bahwa pada hakikatnya kehidupan akan mengalami proses untung dan rugi, ketenaran dan keterhinaan, pujian dan celaan, senang dan derita.
            Sesulit apapun keadaan kita saat ini, selama masih ada percikan api tekad dan semangat, harapan untuk sukses masih bisa kita raih ditangan kita sendiri. Seperti yang dijelaskan dalam Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85, bahwa ada cara yang dapat membuat seseorang sejahtera pada kehidupan saat ini maupun dikehidupannya mendatang dengan cara mereka dapat meningkatkan usaha dengan gigih, melindungi hasil yang mereka dapatkan, memiliki sahabat yang baik (kalyanamitta) dan hidup yang seimbang. Sebaliknya bagi mereka tidak waspada akan mengalami kegagalan meraih kesuksesan dalam kesejahteraan sekarang dan masa mendatang.
            Kesejahteraan diperoleh dari kerja yang gigih, melindungi harta yang mereka dapatkan, memiliki sahabat baik dan hidup seimbang, maka ia akan menjadi kaya. Kekayaan dikumpulkan akan terhambur oleh ketergilaan terhadap perempuan, mabuk, judi, narkoba, sahabat buruk, diibarat seperti tempat penampungan air dengan empat saluran masuk dan empat saluran keluar. Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85
               Sebaliknya bagi mereka yang memperoleh kekayaan dari kerja yang gigih, melindungi harta yang mereka dapatkan, memiliki sahabat baik dan hidup seimbang. Maka sumber bertambahnya terhadap harta yang dikumpulkan, seseorang akan menghindari ketergilaan terhadap wanita, dari mabuk-mabukan, dari perjudian dan dari sahabat buruk. Sebagaimana penampungan air dengan empat saluran masuk dan saluran keluar, jika saluran masuknya dibuka dan saluran keluarnya disumbat. Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85.
        Buddha juga menjelaskan bahwa ada empat hal lainnya yang dapat mendatangkan kesejahteraan, serta kebahagiaan dari seorang perumah tangga dalam kehidupan mendatang. Seseorang memiliki keyakinan pada Buddha, memiliki kedisiplinan moralitas, memiliki sifat kedermawanan, serta memiliki kebijaksanaan. Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85
                Dijelaskan didalam Aṅguttara Nikāya 4:61; II 65-68, Setelah seseorang bekerja dengan tekun, dengan tekad sehingga kesuksesan secara meteri telah terkumpul dengan baik. Sebagai orang bijak, mereka dapat memanfaatkan harta kekayaan secara tepat, baik usaha yang dilakukan dengan giat, harta dikumpulkan dengan kekuatan lengannya, didapat melalui keringat didahinya dan mendapatkan dengan cara yang layak. Serta menjadikan kekayaan yang diperoleh dapat membahagiakan, memuaskan diri sendiri, orang tua, anak, istri, pekerja, serta sahabatnya.
            Disetiap langkah kehidupan dalam meraih sebuah kesuksesan secara materi maupun batin merupakan sesuatu yang disebut kebutuhan dan keinginan. Untuk mendapatkan kebahagiaan, maka perumah tangga dapat menjalankan seperti yang dijelaskan di dalam Aṅguttara Nikāya 4:62; II 69-70. Kebahagiaan yang dapat diperoleh seorang awam atau perumah tangga adalah menikmati kesenangan inderawi tergantung pada waktu dan kesempatan. Seseorang hidup bahagia dengan memiliki, bahagia karena menikmati, bahagia karena hidup tanpa hutang maupun tanpa cela.
            Semua orang menginginkan hidup bahagia dan mencapai sebuah kesuksesan. Akan tetapi tidak semua orang berani menghadapi bahkan mengalami kegagalan. Sesungguhnya kegagalan adalah hal yang positif, gagal adalah menyehatkan, gagal adalah baik. Tanpa ada sebuah kegagalan, maka tidak ada suatu perjuangan dan pengalaman yang berharga bagi seseorang.
            Dalam Kronologi Hidup Buddha dijelaskan bahwa Pangeran Siddharta Gotama merupakan putra Raja Suddhodana. Pangeran Siddharta anak bangsawan. Beliau memiliki tahta, jabatan disebuah Kerajaan Kapilavatthu. Akan tetapi beliau meninggalkan semuanya untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Beliau mencari kebahagiaan, beliau tidak menemukan selama enam tahun, beliau menyiksa diri. Pada sewaktu ketika beliau disadarkan oleh dewa dengan petikan kecapi dan beliau kembali melatih kesadaran untuk berjuang merealisasi pengetahuan tertinggi, sehingga beliau dapat menembus kesuksesan menjadi seorang Buddha dengan menemukan dan mengajarkan Dhamma. Hal ini menunjukkan untuk menjadi seorang Buddha juga memerlukan perjuangan, semangat, kesabaran, sehingga kesuksesan dapat terealisasikan.
Apabila melihat di dalam kronologi hidup Buddha Gotama. Petapa Asita menemukan markah-markah utama dan markah-markah kecil sosok Makhluk Agung ditubuh Siddharta. Dengan kebijaksanaan Petapa Asita mengetahui kelak Pangeran Siddharta akan menjadi Buddha. Meskipun telah ditakdirkan oleh dua ramalan. Pangeran Siddharta menentukan nasibnya untuk menjadi sukses dalam kesempurnaan mencapai Kebuddhaan.
Sebuah cerita inspirasi bahwa ada seekor beruang yang selalu memakan ikan-ikan kecil, dan pada sewaktu ketika, beruang menangkap ikan kecil dan ikan mengatakan: Beruang, bebaskan aku, aku masih kecil dan belum saatnya aku disantap, lebih baik kamu mencari ikan-ikan yang besar. Dan beruang juga mengatakan: “ justru badanku besar maka aku suka memburu ikan-ikan yang kecil. Jadi pada dasarnya hidup haruslah bersemangat untuk selalu berkarya dari hal-hal yang terkecil, hingga menjadi hal yang besar, tidak menyia-nyiakan peluang kecil, seperti beruang yang tidak memberi kesempatan untuk melepaskan hal yang terkecil sekalipun.

Refrensi:
Amelia, renny. 2009. Berani Sukses Berani Gagal. Maxikom. Palembang
Kusaladhamma. 2009. Kronologi Hidup Buddha. Ehipassiko Foundation
Wongso, Andrie. 2007. Bahagia Dalam Dhamma 3. Keluarga Buddhis Brahmavihara
(KBBV) Makassar. Makassar
            Bodhi. 2010. TIPIṬAKA TEMATIK. Ehipassiko Foundation.

PERCIKAN API KEHIDUPAN MEMBAKAR JIWA YANG SUKSES

Susukaṁ vata jῑvāma Verinesu averino Verinesu manussesu Viharāma averino sungguh bahagia kita hidup terbebas dari keserakahan, di...