Susukaṁ vata jῑvāma
Verinesu averino
Verinesu manussesu
Viharāma averino
sungguh bahagia
kita hidup terbebas dari keserakahan,
di antara
orang-orang yang serakah.
Diantara manusia
yang serakah kita hidup
tanpa serakah
(Dhammapada
Sukha Vagga; 199: 15:3)
Sebaliknya percikan api dapat membawa
sebuah bencana, apabila tidak waspada. Seseorang tidak waspada akan
menghidupkan percikan api, dapat membakar sebuah rumah dan merambat dengan
cepat melalap ratusan rumah. Bahkan akan menelan ratusan bahkan ribuan korban
jiwa, serta kerusakan hingga miliaran rupiah.
Perumpamaan percikan api dapat dijadikan sebagai gambaran
sebuah tekad. Apapun yang terjadi dalam hidup ini, meskipun keadaan yang
terburuk sekalipun. Seseorang harus memiliki tekad atau komitmen untuk bangkit
dari keadaan itu. Untuk tidak semakin terpuruk, dari sebuah tekad seseorang
akan mendirikan pagar yang telah roboh, tertepa oleh badai. Seseorang akan bertekad untuk memperbaiki dengan
konstruksi pagar yang lebih kokoh dan kuat!
Banyak orang bertanya apakah kekuatan di dalam diri dapat
digunakan untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan? Jawabannya, dapat. Tanpa
sesuatu di dalam diri, tanpa mengolah sesuatu dalam diri terutama sikap mental.
Kesuksesan tidak akan diraih. Sebagai seorang Buddhis, harus memiliki tekad,
semangat, senang dalam perjuangan meraih kesuksesan.
Demikianlah
sebuah kehidupan tidak ada manusia pada dasarnya menginginkan kegagalan,
melainkan kesuksesan, banyak pandangan masyarakat mengenai sukses.
A). Apakah Sukses itu beruntung.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia sukses itu adalah berhasil atau beruntung,
sedangkan kesuksesan adalah keberhasilan dan keberuntungan.
Dapat
digambarkan ada dua pemuda yang memiliki hobi memancing. Pada sewaktu ketika
mereka bersepakat untuk pergi kesebuah kolam untuk memancing. Mereka
menggunakan alat, umpan, waktu, tempat yang sama. Akan tetapi pemuda pertama
mendapatkan ikan besar dan pemuda kedua mendapatkan ikan yang kecil atau pemuda
kedua mendapatkan ikan besar dan pemuda pertama juga mendapatkan hasil sendal.
Mendapatkan Mereka belum dapat dikatakan sukses, akan tetapi hanya sebuah
keberuntungan dari proses memancing.
B). Apakah sukses itu takdir atau proses?
Kesuksesan
mensyaratkan seseorang untuk melewati sebuah proses. Proses yang panjang harus
membutuhkan ketabahan, keuletan, perjuangan dan ketulusan hati. Bagi seseorang
yang tidak mau melewati proses, maka ia akan melewati kesempatan untuk
memperkuat fondasi. Disaat itulah seseorang akan belajar untuk memahami arti sebuah
ketabahan, keteguhan hati dan semangat pantang menyerah.
Jika
seseorang dapat memahami arti sebuah ketabahan, keteguhan hati dan semangat
pantang menyerah. Hal ini akan mendatangkan kebiasaan dan konsistensi diri
dalam dirinya untuk melangkah tahap sukses. Bagi mereka yang menolak untuk
tidak memahami arti sebuah ketabahan, keteguhan hati dan semangat pantang
menyerah maka iapun telah memilih kemalasan, putus asa dan sikap negatif
sebagai kebiasaan yang menjadi pondasi mentalnya. Sehingga pada akhirnya,
pilihan itulah yang menyebabkannya tidak meraih sukses.
Dikisahkan
seorang petani yang setiap saat keladang untuk menanam padi. Pada sewaktu
ketika bapak ini diminta untuk mencangkul di ladang yang baru oleh temannya.
Dikarenakan temannya akan pergi dalam waktu yang lama. Pada saat mencangkul
bapak ini secara tidak sengaja mendapatkan harta karun berupa emas.
Harta
karun yang ditemukan dapat dikatakan adalah takdir dari bapak tani tersebut.
takdir bukan merupakan kesuksesan, karena tidak ada proses dalam perjuangan
mendapatkan harta karun tersebut.
Berbeda
dengan seorang ibu yang membuka usaha industri kecil dengan memproduksi
agar-agar. Dengan menggunakan alat, bahan, dan kemasan yang sama. Proses
pembuatan agar-agar tersebut dilakukan hingga siap dipasarkan kepada konsumen.
Dari proses pembuatan agar-agar di industri kecil akan berkembang menjadi
industri menengah bahkan industri besar. Hal ini dapat dikatakan sukses didalam
usaha membuat agar-agar. Disebabkan karena sebuah perjuangan, keuletan,
kesabaran dan semangat.
C). sukses itu kaya dan bahagia
Ada
pula sebagian orang yang mengatakan bahwa sukses adalah memiliki uang (materi)
yang melimpah, jabatan maupun kekuasaan, karena dengan adanya uang dapat
memenuhi segala yang diinginkan. Pada akhirnya, tentu hidupnya akan bahagia. Tetapi,
sabagian pula mengatakan bahwa sukses adalah kebahagiaan yang dirasakan dalam
kehidupan. Walaupun hidup serba kekurangan, namun apabila hati merasa damai,
tentram, maka itu adalah kesuksesan sebenarnya, dan sebaliknya.
D). sukses itu adalah membuat orang lain
menjadi sukses
Melakukan
upaya dan kerja keras untuk meraih kesuksesan pribadi adalah suatu keharusan
dan kewajaran. Namun, melakukannya untuk kesuskesan orang lain adalah suatu hal
yang luar biasa. Dikisahkan
seorang kakek yang terkena musibah tsunami yang hebat dikampungnya. Kakek
tersebut kehilangan harta benda, keluarga, kakek tersebut hidup sebatang kara.
Satu-satunya harta yang dimiliki kakek adalah sekantung bibit salak yang hendak
beliau tanam sebelum musibah datang.
Kakek
menyibukkan diri dengan berkebun salak. Pada saat panen tiba, kakek menjual
hasil panennya kepasar dan semua hasil dagangannya ludes terjual. Kakek
mendapatkan keuntungan yang besar karena salak yang kakek jual rasanya manis.
Salak yang ditanam kakek berbeda rasa dengan petani salak lainnya.Kakek
merasa bahagia, akan tetapi dibalik kebahagiaan, kakek merasa kesepian. Untuk
menghibur hatinya, kakek membagi resep bertani salak agar hasil buahnya manis
kepada petani yang ada dikampung tersebut. Pada awalnya kebaikan kakek disambut
dengan kecurigaan, akan tetapi kecurigaan itu luntur melihat ketulusan kakek
membatu para petani untuk sukses dalam bertani salak.
Pada
saat panen tiba, para petani dikampung itu laris menjual salak-salaknya
kepasar. Sehingga kampung itu menjadi terkenal sebagai penghasil salak terbaik
disemua penjuru negeri. Kakek tidak merasa sedih atau kesepian, karena setiap
sore warga selalu berkumpul di rumah kecilnya untuk bersama-sama merayakan
panen raya salak manis.
Sebuah tekad dalam Buddhisme disebut (aditthana). Tekad yang
diucapkan seharusnya dapat dijalankan. Ada istilah mengatakan: ” apa yang kamu pikirkan tentu kamu ucapkan,
apa yang kamu ucapkan tentu kamu lakukan.” Seperti yang telah dijelaskan
diatas bahwa istilah sukses sangat banyak dan tergantung pada kondisi pencapaiannya
masing-masing orang.
Dalam menjalani hidup saat ini semua serba sulit. Ada yang
dikatakan senang, bergembira (sukkha) dan juga ada ketidakpuasan, kekecewaan,
jengkel, marah (dukkha). Dalam Aṅguttara Nikāya 8:6; IV 157-59 dijelaskan
mengenai pancaroba kehidupan, bahwa pada hakikatnya kehidupan akan mengalami
proses untung dan rugi, ketenaran dan keterhinaan, pujian dan celaan, senang
dan derita.
Sesulit apapun keadaan kita saat ini, selama masih ada
percikan api tekad dan semangat, harapan untuk sukses masih bisa kita raih
ditangan kita sendiri. Seperti yang dijelaskan dalam Aṅguttara Nikāya 8:54; IV
281-85, bahwa ada cara yang dapat membuat seseorang sejahtera pada kehidupan
saat ini maupun dikehidupannya mendatang dengan cara mereka dapat meningkatkan
usaha dengan gigih, melindungi hasil yang mereka dapatkan, memiliki sahabat
yang baik (kalyanamitta) dan hidup yang seimbang. Sebaliknya bagi mereka tidak
waspada akan mengalami kegagalan meraih kesuksesan dalam kesejahteraan sekarang
dan masa mendatang.
Kesejahteraan diperoleh dari kerja yang gigih, melindungi
harta yang mereka dapatkan, memiliki sahabat baik dan hidup seimbang, maka ia
akan menjadi kaya. Kekayaan dikumpulkan akan terhambur oleh ketergilaan terhadap
perempuan, mabuk, judi, narkoba, sahabat buruk, diibarat seperti tempat
penampungan air dengan empat saluran masuk dan empat saluran keluar. Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85
Sebaliknya bagi mereka yang memperoleh kekayaan dari kerja
yang gigih, melindungi harta yang mereka dapatkan, memiliki sahabat baik dan
hidup seimbang. Maka sumber bertambahnya terhadap harta yang dikumpulkan,
seseorang akan menghindari ketergilaan terhadap wanita, dari mabuk-mabukan,
dari perjudian dan dari sahabat buruk. Sebagaimana penampungan air dengan empat
saluran masuk dan saluran keluar, jika saluran masuknya dibuka dan saluran
keluarnya disumbat. Aṅguttara
Nikāya 8:54; IV 281-85.
Buddha juga menjelaskan bahwa ada empat hal lainnya yang
dapat mendatangkan kesejahteraan, serta kebahagiaan dari seorang perumah tangga
dalam kehidupan mendatang. Seseorang memiliki keyakinan pada Buddha, memiliki
kedisiplinan moralitas, memiliki sifat kedermawanan, serta memiliki
kebijaksanaan.
Aṅguttara Nikāya 8:54; IV 281-85
Dijelaskan didalam Aṅguttara Nikāya 4:61; II 65-68, Setelah
seseorang bekerja dengan tekun, dengan tekad sehingga kesuksesan secara meteri
telah terkumpul dengan baik. Sebagai orang bijak, mereka dapat memanfaatkan
harta kekayaan secara tepat, baik usaha yang dilakukan dengan giat, harta
dikumpulkan dengan kekuatan lengannya, didapat melalui keringat didahinya dan
mendapatkan dengan cara yang layak. Serta menjadikan kekayaan yang diperoleh
dapat membahagiakan, memuaskan diri sendiri, orang tua, anak, istri, pekerja,
serta sahabatnya.
Disetiap langkah kehidupan dalam meraih sebuah kesuksesan
secara materi maupun batin merupakan sesuatu yang disebut kebutuhan dan
keinginan. Untuk mendapatkan kebahagiaan, maka perumah tangga dapat menjalankan
seperti yang dijelaskan di dalam Aṅguttara
Nikāya 4:62; II 69-70. Kebahagiaan yang dapat diperoleh seorang awam atau
perumah tangga adalah menikmati kesenangan inderawi tergantung pada waktu dan
kesempatan. Seseorang hidup bahagia dengan memiliki, bahagia karena menikmati,
bahagia karena hidup tanpa hutang maupun tanpa cela.
Semua orang menginginkan hidup bahagia dan mencapai
sebuah kesuksesan. Akan tetapi tidak semua orang berani menghadapi bahkan
mengalami kegagalan. Sesungguhnya kegagalan adalah hal yang positif, gagal
adalah menyehatkan, gagal adalah baik. Tanpa ada sebuah kegagalan, maka tidak
ada suatu perjuangan dan pengalaman yang berharga bagi seseorang.
Dalam Kronologi Hidup Buddha dijelaskan bahwa Pangeran
Siddharta Gotama merupakan putra Raja Suddhodana. Pangeran Siddharta anak
bangsawan. Beliau memiliki tahta, jabatan disebuah Kerajaan Kapilavatthu. Akan
tetapi beliau meninggalkan semuanya untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Beliau mencari kebahagiaan, beliau tidak menemukan selama enam tahun, beliau
menyiksa diri. Pada sewaktu ketika beliau disadarkan oleh dewa dengan petikan
kecapi dan beliau kembali melatih kesadaran untuk berjuang merealisasi
pengetahuan tertinggi, sehingga beliau dapat menembus kesuksesan menjadi
seorang Buddha dengan menemukan dan mengajarkan Dhamma. Hal ini menunjukkan
untuk menjadi seorang Buddha juga memerlukan perjuangan, semangat, kesabaran,
sehingga kesuksesan dapat terealisasikan.
Apabila
melihat di dalam kronologi hidup Buddha Gotama. Petapa Asita menemukan
markah-markah utama dan markah-markah kecil sosok Makhluk Agung ditubuh
Siddharta. Dengan kebijaksanaan Petapa Asita mengetahui kelak Pangeran
Siddharta akan menjadi Buddha. Meskipun telah ditakdirkan oleh dua ramalan.
Pangeran Siddharta menentukan nasibnya untuk menjadi sukses dalam kesempurnaan
mencapai Kebuddhaan.
Sebuah
cerita inspirasi bahwa ada seekor beruang yang selalu memakan ikan-ikan kecil,
dan pada sewaktu ketika, beruang menangkap ikan kecil dan ikan mengatakan:
Beruang, bebaskan aku, aku masih kecil dan belum saatnya aku disantap, lebih
baik kamu mencari ikan-ikan yang besar. Dan beruang juga mengatakan: “ justru
badanku besar maka aku suka memburu ikan-ikan yang kecil. Jadi pada dasarnya
hidup haruslah bersemangat untuk selalu berkarya dari hal-hal yang terkecil,
hingga menjadi hal yang besar, tidak menyia-nyiakan peluang kecil, seperti
beruang yang tidak memberi kesempatan untuk melepaskan hal yang terkecil
sekalipun.
Refrensi:
Amelia,
renny. 2009. Berani Sukses Berani Gagal.
Maxikom. Palembang
Kusaladhamma.
2009. Kronologi Hidup Buddha.
Ehipassiko Foundation
Wongso, Andrie. 2007. Bahagia Dalam Dhamma 3. Keluarga Buddhis
Brahmavihara
(KBBV)
Makassar. Makassar
Bodhi. 2010. TIPIṬAKA
TEMATIK. Ehipassiko Foundation.