Tidak
berbuat segala keburukan, mengembangkan kebajikan,
menyucikan
pikiran sendiri, ini adalah ajaran para Buddha.
(Dhammapada
XIV: 183)
Kegagalan Hidup
Dalam
kehidupan setiap orang mendapatkan bahagia atau tidak, semua tergantung pada perbuatan yang dilakukan.
Perbuatan baik akan menghasilkan hal yang baik, sebaliknya perbuatan buruk
akan menghasilkan yang tidak baik. Kita dapat melihat berbagai kasus dalam
masyarakat mengenai ke-gagalan hidup, seperti usaha mengalami kerugian, putus
cinta, per-tengkaran, kekerasan, hingga perceraian dalam rumah tangga, ada pula
karena hutang piutang. Mereka tertekan, khawatir, putus asa, kecewa, dan malu,
sehingga ada yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri akibat dari stres berkepanjangan
tanpa menemukan solusi. Kegagalan hidup terjadi karena tidak adanya pengertian benar dalam
menghadapi kehidupan ini. Apabila seseorang tidak memiliki pengertian benar,
maka orang tersebut akan sangat marah, kecewa, putus asa, selain itu juga dapat
mendorong diri mereka melakukan kejahatan apabila ke-inginannya tidak terpenuhi.
Pengertian salah, dan nafsu keinginan muncul akibat dari ketidaktahuan.
Ketidaktahuan
itu akan menimbul-kan penderitaan, batin mereka terbakar, dan mereka tidak menemukan
solusi dalam hidupnya. Beberapa orang ber-pikir bahwa dengan minum-minuman keras
dan penggunaan narkoba adalah cara yang baik dan tepat untuk meluap-kan stres. Hal itu bukanlah solusi, justru mereka membuat permasalahan baru. Kesuksesan yang diraih dengan cara yang tidak
benar, akan berakhir juga dengan tidak baik (kegagalan hidup). Kegagalan hidup
selain dari-pada harta, tahta, dan pasangan hidup, juga yang terpenting adalah
gagal dalam menjalani spiritual hidup. Orang yang jauh dari keyakinan terhadap
agama, maka orang itu sudah gagal dalam menata dirinya dalam kebaikan. Apa yang
ia kerjakan selalu bertolak belakang dengan kebaikan. Beberapa orang berpikir
dengan kesuksesan materi, maka akan tercapai kesuksesan hidup. Tidak peduli
terhadap kualitas batin, sehingga tidak
sedikit di antara mereka yang melekat pada keserakah-an, akan meratapi materi
yang hilang karena perubahan.
Investasi Kebajikan
Seseorang
yang berinvestasi dalam suatu perusahaan dengan penanaman modal selalu memiliki
tujuan mem-peroleh keuntungan. Secara Dhamma berinvestasi yang baik dan tidak
ter-cela, serta mampu menjaga aset, men-jalani dengan kebenaran, kesabaran, dan
kejujuran, maka hasilnya juga akan baik. Keuntungan yang didapat juga mampu
dikelola untuk kebaikan. Dalam melakukan kebaikan, sama hal-nya seseorang telah berinvestasi, ia menanam modal kebajikan di dalam dirinya dengan
memperoleh keuntung-an yaitu kebahagiaan. Seseorang dapat berinvestasi kebaikan
secara mendasar dengan memiliki pengetahuan Dhamma. Adapun langkah yang dapat
dimulai dengan:
- Seseorang selayaknya memiliki ke-sabaran dan tabah dalam menjalani hidup, tidak membenci, tidak melukai, tidak menyakiti orang lain, tidak karena marah mengharapkan orang lain celaka. Karena sifat tidak sabar, emosional akan menjauhkan sese-orang dari perbuatan baik. Selain itu akan membuat seseorang dijauhi oleh teman-teman dan orang lain.
- Menjalankan moralitas dengan baik, tidak berbuat segala keburukan, baik melalui pikiran, ucapan, dan perilaku. Keburukan dapat dilakukan oleh seseorang yang tidak me-miliki pengendalian dalam dirinya. Pengendalian diri dalam diri se-seorang akan membuat seseorang terhindar dari keburukan, yaitu ter-hindari dari pembunuhan, mencuri, perbuatan asusila, berbohong, dan minum-minuman keras.
- Mengembangkan samadhi dengan cara berlatih dalam satu objek hingga mencapai keteguhan pikiran, mencapai kemanunggalan pikiran. Setelah seseorang tekun melatih meditasi, maka ia akan menjauhi keburukan dalam dirinya.
- Seseorang yang gemar bermeditasi akan muncul dengan sendirinya kebijaksanaan dalam batinnya. Se-hingga ia mampu melihat muncul dan tenggelamnya pancakhandha. Selain itu jauh lebih tinggi ia akan memahami empat kebenaran mulia berkenaan dengan penderitaan, asal mula penderitaan, terhentinya pen-deritaan, jalan menuju lenyapnya penderitaan. Samàdhi yang dilandasi dengan pengembangan sãla akan memberikan hasil dan keuntungan.
Kesuksesan Hidup
Sukses
tidaklah harus kaya, ataupun memiliki jabatan, akan tetapi perubahan menjadi
lebih baik merupakan bagian dari kesuksesan. Seseorang yang telah melakukan
investasi kebajikan dengan praktik kesabaran, melaksanakan moralitas,
mengembangkan konsentrasi, dan mampu melihat segala fenomena batin dan jasmani
dengan kebijaksanaan, maka ia telah sukses. Kesabaran yang dipraktikkan akan
membuat seseorang belajar men-jadi tabah dalam menghadapi per-masalahan yang
ada di masyarakat. Se-seorang yang telah memiliki kesabaran, ketabahan dengan
semangat juang ia akan bangkit kembali dan berusaha untuk meraih sukses. Praktik moralitas juga penentu
dari kesuksesan. Orang yang tidak beretika atau bermoral akan menjalankan usaha
dengan tidak baik. Kewaspadaan merupakan alat kontrol dari batin yang
berkembang. Batin yang berkembang didapat dari pe-ngembangan meditasi.
Kesuksesan dari memiliki kewaspadaan adalah mem-buat seseorang memiliki
pengendalian diri melalui pikiran, ucapan, dan perilaku. Sebaliknya batin yang
kering akan membuat seseorang menjadi men-derita karena ketidakwaspadaannya.
Hal yang terpenting apabila seseorang memiliki kebijaksanaan mampu me-lihat
segala fenomena batin dan jasmani dengan kebijaksanaan, maka pengertian benar
akan berkembang. Seperti yang telah Sang
Buddha babar-kan dalam Ovadapatimokkha
bahwa kesabaran, ketabahan adalah cara me-latih batin terbaik. Nibbana adalah yang tertinggi. Marilah kita selalu melakukan investasi kebaikan, mengembangkan kebaikan, jauhkan
diri dari keburukan, maka hidup akan menjadi sukses dan bahagia.
sadhu… sadhu….
sadhu…